Pengelolaan Event Untuk Mengangkat Isu Strategi Sektor PKP

pengelolaan event

Masih dalam rangkaian acara yang sama dalam rangka untuk mengangkat Isu strategi PKP pada 18 November 2020 yang dilakukan secara hybrid oleh Bappenas. Setelah pelatihan public speaking, kini tentunya perlu berlatih juga dalam pengelolaan event. Namun, kini acara menghadirkan Seno Adhi Damono yang merupakan CEO On Us Asia untuk mengajarkan cara sukses menyelenggarakan event secara darin (online) yang kini kian berkembang selama pandemic Covid-19 melanda Indonesia.

“Keberhasilan event itu ditentukan oleh 80% perencanaan, dan hanya 20% di pelaksanan,” tegasnya. Tahap perencanaan itu meliputi penetapan tujuan event, melakukan analisis target market atau khalayak, menentukan waktu dan durasi, melakukan publikasi pra-event, dan memilih pengisi acara. Dalam online event ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu, kualitas audio, visual, dan kualitas koneksi internet. Ketiga hal ini mutlak dimiliki pihak penyelenggara sebagai central operation atau pusat pengendali event. Untuk mendapatkan kualitas suara yang bagus, penyelenggara harus menyediakan perangkat audio yang tepat. Perlu juga mengingat perangkat audio yang digunakan oleh peserta, yang hampir 50% memanfaatkan mikrofon dan headset yang terpasang di computer. Sebagian ada yang sudah menggunakan mikrofon USB, dan sebagian kecil menggunakan mikrofon professional.

Sementara, untuk mendapatkan visual yang baik penyelenggara perlu menggunakan kamera yang berkualitas baik pula. Kualitas audio dan visual tidak aka nada artinya bila koneksi internet tidak berkualitas. Untuk pedoman, penyelenggara perlu menyediakan koneksi internet dengan kecepatan setidaknya 80 hingga 100 mbps.

Menurut Seno, selain masalah teknis perlu juga memperhatikan masalah etika dalam pertemuan daring, contohnya selama ada yang berbicara peserta yang lain harus mematikan mikrofon. Acara dapat terganggu oleh suara-suara yang tidak perlu dan tidak relevan. Pihak host juga tidak boleh lalai untuk selalu memastikan mikrofon peserta berada dalam keadaaan mute saat peserta tidak diperlukan untuk bicara.

Begitupun secara visual, peserta dan pengisi acara harus memastikan latar belakang badannya menghadap kamera dan pastika tampak professional. Peserta juga harus menghargai pembicara dan peserta lain dengan cara menunjukkan bahwa dirinya tetap menyimak. Mematikan kamera lalu meninggalkan acara tanpa izin untuk keperluan mendesak menurut Seno termasuk tidak mematuhi etika. Maka untuk menyelenggarakan kegiatan daring, pihak penyelenggara sebaiknya menyampaikan tata tertib dan harus diikuti oleh seluruh peserta.

Berita Lainnya