Kemitraan Menjadi Kebutuhan

DALAM PENINGKATAN AKSES AIR MINUM DAN SANITASI

Kunci sukses kemitraan CSR salah satunya adalah meningkatnya kuadran relasi yang baik dan pembagian peran yang seimbang antara lintas pihak. Dukungan pembiayaan CSR hanya akan optimal dan berkelanjutan jika sarana dan prasarana WASH berkelanjutan dan berguna bagi masyarakat. Maka CSR yang memperkuat community development sudah menjadi kebutuhan. Komitmen pimpinan daerah dan kepahaman pimpidan daerah terkait kemitraan CSR merupakan isu yang sangat penting, sehingga perlu sosialisasi yang terus berlanjut.

Dengan kesadaran akan pentingnya menjalin kemitraan WASH dengan perusahaan melalui program CSR, maka Kementerian PPN/BAPPENAS dan USAID IUWASH PLUS bekerjasama dengan Jejaring Air Minum dan Penyehatan Lingkungan  (AMPL) beserta SPEAK Indonesia, mendorong mitra-mitra Jejaring AMPL Nasional yang memiliki pengalaman membangun kemitraan (CSR) dapat berbagi dalam rangka pengayaan panduan serta perluasan kemitraan untuk Peningkatan Akses Air Minum, Sanitasi, dan Hygiene maka dibuatlah sebuah kegiatan bernama Diskusi Pengalaman Membangun Kemitraan CSR pada 25 Mei 2021 di The Akmani Hotel, Jakarta yang dikemas secara hybrid. Diskusi ini dihadiri oleh 40 orang peserta online dan 25 orang peserta hadir secara tatap muka.

Acara dimoderatori oleh Direktur Speak Indonesia, Wiwit Heris Mandari. Turut hadir dalam acara Direktur Perumahan dan Permukiman Bappenas Tri Dewi Virgiyanti, Ketua Jejaring AMPL Laisa Wahanudin, Chief of Party USAID IUWASH PLUS William Parente, Advocacy and Commnunication Advisor USAID IUWASH PLUS Lina Damayanti, serta WASH CSR Specialist USAID IUWAS PLUS, Asep Maman M.

Para mitra berbagi pengalamannya membangun kemitraan yang dipaparkan oleh PT. Adaro Energy, CPMU PAMSIMAS, Nestle Indonesia, dan APP Sinarmas terkait WASH. Peserta yang secara offline salah satunya dari KOTAKU memberikan tanggapan bahwa Permen PUPR tentnag Pokja PKP dan Forum PKP merupakan aspek legal dari berjalannya kolaborasi termasuk kemitraan lintas pihak ini. Sehingga dapat mendukung keberadaan fasilitator kemitraan CSR yang andal, mature, dan pekerja keras termasuk mensinergikan proyek atau program di lapangan.

Berita Lainnya