Speakindonesia.org | Tangerang – Pada tanggal 25 dan 26 Oktober 2018 SPEAK Indonesia dan UNICEF mengadakan pelatihan Human Centered Design dengan fokus untuk Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) remaja. Pelatihan ini diselenggarakan di Hotel Yasmin Lippo Karawaci dan dihadiri oleh mentor-mentor MKM dari beberapa sekolah di Tangerang. Hadir sebagai fasilitator pelatihan adalah Handa dari UNICEF yang sudah berpengalaman menerapkan pendekatan HCD untuk pencegahan pernikahan usia anak di beberapa daerah di Indonesia.
Human Centered Design (HCD) adalah sebuah pendekatan yang dapat digunakan untuk mendesain sebuah program. Berbeda dengan pendekatan lainnya, HCD merupakan pendekatan yang berpusat kepada manusia, atau target dari program yang akan dibuat. Melalui HCD, target dilibatkan secara aktif untuk mengidentifikasi masalah serta membuat solusi. Pendekatan ini percaya bahwa masyarakat sebagai target program sebenarnya dapat membuat solusi sendiri.
Ada tiga langkah dalam pendekatan HCD yaitu Inspiration, Ideation, dan Implementation. Pada fase Inspiration, desainer membuat formulir tantangan desain pada timnya untuk brainstorming sebelum turun ke lapangan. Masing-masing anggota tim akan mengisi form yang berisi pertanyaan-pertanyaan seperti; masalah apa yang ingin diselesaikan, dampak apa yang ingin dicapai, dan seterusnya.
Setelah itu, observasi aktif dilakukan. Desainer juga dapat mempraktikkan “mendengarkan aktif” inspirasi serta ide-ide dari target program. Mendengarkan aktif bukan hanya mendengarkan saja tetapi juga mengerti dan memberikan feedback. Penting bagi desainer untuk memiliki kemampuan mendengarkan aktif, apalagi dalam fokus MKM dimana targetnya adalah remaja. Desainer perlu mengerti bahasa remaja dan topik apa yang mereka sukai agar dapat berkomunikasi secara aktif untuk menggali ide-ide mereka.
Dalam fase kedua yaitu ideation, remaja juga dilibatkan aktif dalam menemukan solusi untuk masalah yang ada. Menurut Handa, salah satu metode efektif untuk fase ini adalah kolase. Remaja terbukti sangat menyukai metode ini, dimana mereka diberikan majalah-majalah untuk digunting dan dibuat kolase. Banyak ide-ide inovatif untuk memecahkan masalah yang keluar dari remaja ketika mereka dibebaskan untuk berkreasi. Peserta pelatihan HCD juga mempraktikkan langsung cara pembuatan kolase. Ternyata pembuatan kolase juga merupakan hal yang menarik bagi para peserta. Selama proses pembuatan kolase dan presentase, semua peserta terlihat sangat antusias dan bersemangat.
Terakhir adalah fase implementation, dimana solusi yang sudah dirancang bersama akan diplementasikan. Akan tetapi, implementasi program bukan berarti sempurna. Trial and error juga tidak lepas dalam pendekatan HCD. Akan tetapi, dengan HCD revisi dan perbaikan program dapat dilakukan dengan cepat. Pada akhir acara, peserta diajak melakukan refleksi. Seluruh peserta mengaku telah mendapat banyak ilmu baru dari pelatihan ini dan bersemangat untuk mengaplikasikannya di masa depan, terutama dalam konteks Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM).